PEMERINTAH Kota (Pemkot) Lubuklinggau melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) bersama Koordinator Program Kota Tanpa Kumuh (KotaKu), adakan kegiatan Lokakarya Program KotaKU Tahun 2019. Lokakarya dilaksanakan di Hotel Dewinda, Rabu (30/10).
Lokakarya dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Lubuklinggau sekaligus Kepala Pokja PKP, H Rahman Sani. Sementara untuk peserta, hadir dari perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat, Lurah, Perbankan, Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) masing-masing kecamatan dan fasilitator pendamping KotaKu. Hadir juga sebagai narasumber, Konsultan Management Wilayah OC 2 Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Fahrizal Gusti.
Sekda Kota Lubuklinggau, Rahman Sani saat membuka kegiatan mengatakan membangun Kota Lubuklinggau lebih baik menjadi tugas bersama-sama. Sejak awal ditegaskan Momon sapaan akrabnya ini, pemerintah sudah berkomitmen kedepan tidak ada lagi kawasan kumuh.
"Lokakarya ini menjadi penting, untuk membahas bagaimana kedepannya dalam melakukan pengentasan kemiskinan. Melalui lokakarya ini, bisa menampung sumbang saran sehingga pelaksanaannya lebih baik lagi. Melalui program KotaKu juga, kita berharap banyak hal baru dan berdampak masyarakat kita sejahtera, dan banyak pengunjung yang datang. Kita berharap lebih banyak lagi anggaran dari pusat untuk membantu mengentaskan kawasan kumuh," jelas Momon.
Kepala Disperkim Kota Lubuklinggau, Trisko Defriansyah dalam laporannya menjelaskan bukti komitmen pemerintah bersama masyarakat, KotaKu dan kelompok peduli dalam pengentasan kawasan kumuh, sudah melakukan kolaborasi dari tahun 2016, Kampung Warna-Warni. 2017 hingga 2019, juga sudah menyelenggarakan kegiatan perbaikan Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal, mobil sampah dan kegiatan lainnya.
"Berdasarkan SK Walikota ada 111,82 Hektare (Ha) kawasan kumuh. Melalui kolaborasi antara pemerintah, KotaKu dan semua pihak, kawasan kumuh tinggal 27 Ha. Di akhir 2019 Walikota menerbitkan SK yang baru terkait penanganan kumuh melalui SK Walikota Nomor 190/KPTS/BAPEDALITBANG/2019 dengan luasan kumuh 517,66 Ha sehingga kedepan, betul-betul diharapkan nol persen kawasan kumuh," jelas Trisko.
Untuk itu dilanjutkan Trisko, tujuan lokakarya ini untuk bersinergi sekaligus berkomitmen, berkolaborasi untuk pengentasan kawasan kumuh. Terutama saat ini, pengentasan kawasan kumuh skala lingkungan di kawasan ulung seluas 15 Ha. Program ini juga sejalan dengan program Sigertak, dalam penanganan kemiskinan. Lokakarya juga diharapkan, dapat rumusan untuk mengentaskan kawasan kumuh maupun pencegahan kawasan kumuh, baik skala lingkungan maupun skala kawasan," jelasnya.
Koordinator KotaKu Lubuklinggau, M Rovie Kuswana usai pembukaan lokakarya menjelaskan, Program KotaKu ada dua kegiatan, yakni skala kawasan untuk pengentasan kawasan kumuh, dan skala lingkungan di masing-masing kelurahan untuk pencegahan kawasan kumuh. 2019, skala kawasan fokus di kawasan ulung, yang mencakup Kelurahan Ulak Surung, Pasar Pemiri, Lubuklinggau Ulu dan Lubuklinggau Ilir. Sedangkan kawasan lingkungan di Kelurahan Dempo, Lubuklinggau Ilir, Lubuklinggau Ulu dan Pasar Pemiri dengan kegiatan IPAL Komunal, jalan, drainase dan sumur bor.
"Lokakarya ini intinya kita ingin menyamakan persepsi, menggagas perencanaan kedepan agar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) pemerintah, dengan Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman (RPLP) di masing-masing kelurahan sejalan. Khususnya di tiga sektor yang menjadi acuan kita, infrastruktur, ekonomi dan sosial masyarakat seperti PHBS, budaya membuang sampah pada tempatnya dan sebagainya," ungkapnya.
Diharapkan, kolaborasi ini berjalan dengan baik sehingga baik di skala lingkungan maupun skala kawasan semua tertuntaskan.
"Pada prinsipnya KotaKu hanya mengoordinir dan memfasilitasi, namun semua harus dikerjakan secara bersama-sama melalui konsep kolaborasi. Makanya Lokakarya hari ini (kemarin, red) kita ajak perwakilan OPD, Camat dan Lurah, perbankan berkaitan dengan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) mereka. LKM dan fasilitator pendamping, agar kedepan semuanya bersinergi," harap M Rovie Kuswana.