BERDASARKAN pemantauan harga selama bulan Januari 2018
pada 82 Kota IHK (Indeks Harga Konsumen) di Indonesia, menunjukkan bahwa 79
Kota IHK mengalami inflasi, sedangkan 3 Kota IHK mengalami deflasi. Inflasi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang
(kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang sedangkan
deflasi adalah kebalikannya. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandar Lampung (1,42 persen), terendah
di Kota Tangerang sebesar (0,04 persen). Kota Lubuk Linggau pada bulan Januari
2018 mengalami inflasi sebesar (0,88 persen), Inflasi tahun kalender
(kumulatif) sampai dengan Januari 2018 adalah sebesar (0,88 persen), Inflasi
âyear on yearâ (Januari 2018 terhadap
Januari 2017) adalah 3,97 persen.
Walikota Lubuklinggau H. SN Prana Putra Sohe menjelaskan inflasi di kota Lubuklinggau bulan Januari 2018 terjadi karena pada 2 (dua) kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks harga sebesar (3,20 persen) dan kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan sebesar (0,13 persen). Sedangkan 3 (tiga) kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks harga, yaitu makanan jadi sebesar (-0,10 persen); kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar (-0,08 persen); dan kelompok sandang sebesar (-0,01 persen). Sementara kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga.
âKomoditas yang yang menyebabkan inflasi di kota Lubuk Linggau pada bulan antara lain, beras, cabe merah, daging ayam ras, cabe rawit, dan kentang. Secara umum, kenaikan harga didominasi oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan yang mencapai 3,20 persen. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditi cabai merah sebesar 14,29 persen. Akan tetapi andil inflasi tertinggi dari komoditi beras yang mengalami kenaikan sekitar 6,18 persen. Kenaikan yang terjadi pada komoditi bahan makanan kali ini disebabkan adanya gejolak harga pangan akibat penurunan stok pangan.â Jelas Nanan, sapaan akrab Walikota Lubuklinggau.
Nanan menambahkan bahwa tidak semua komoditas mengalami kenaikan harga. Beberapa komoditas juga mengalami penurunan harga, seperti bawang merah yang turun hingga 6,46 persen, gula pasir turun 2,57 persen, bahan bakar rumah tangga turun 0,93 persen dan beberapa komoditi sayuran seperti kacang panjang yang turun hingga 11,76 persen, wortel 4,79 persen, serta daun katuk 3,23 persen.
Kota Lubuk Linggau komponen inti (core) pada Januari 2018 mengalami deflasi sebesar (-0,03 persen), komponen yang harganya diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi (-0,01 persen); dan komponen bergejolak (Volatile) mengalami inflasi (3,36 persen).
âPada bulan Januari 2018 kelompok komponen yang memberikan sumbangan terhadap Inflasi/Deflasi kota Lubuk Linggau adalah Komponen bergejolak, inflasi (0,8967 persen) dengan komoditas penyumbang tertinggi: beras, cabe merah , daging ayam ras, dan cabe rawit. Sedangkan komponen inti, deflasi (-0,0185 persen) dengan komoditas penyumbang tertinggi: gula pasir, daun katuk dan semen, Komponen diatur pemerintah deflasi (-0,0021 persen) dengan komoditas penyumbang tertinggi: bahan bakar rumah tangga,â paparnya.(Admin)