Berita

//

Komoditas Bahan Pangan Penyumbang Inflasi Tertinggi di Lubuklinggau

2018-01-10 03:24:35 Admin Web Portal

Berdasarkan pemantauan harga selama bulan Desember 2017 pada 82 Kota IHK di Indonesia, menunjukkan bahwa seluruh Kota IHK mengalami inflasi. Inflasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Singaraja (2,28 persen), terendah di Kota Sorong sebesar (0,18 persen).

Laju inflasi tahun kalender (kumulatif sampai dengan Desember tahun 2017) Provinsi Sumatera Selatan sebesar (2,96 persen). Inflasi “year on year” (Desember 2017 terhadap Desember 2016) sebesar (2,96 persen).

Laju inflasi tahun kalender (kumulatif sampai dengan Desember tahun 2017)  Kota Lubuklinggau sebesar (3,94 persen). Inflasi “year on year” (Desember 2017 terhadap Desember 2016) sebesar (3,94 persen). Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar di Kota Lubuk Linggau antara lain: cabe merah, daging ayam ras, ikan nila, beras, dan telur ayam ras. 

Walikota Lubuklinggau menjelaskan inflasi di kota Lubuklinggau bulan Desember 2017 terjadi karena pada 5 (lima) kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks harga, yaitu kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks harga sebesar (2,91 persen); kelompok makanan jadi sebesar (0,07 persen); kelompok kesehatan sebesar (0,02 persen); kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar (0,01 persen); dan kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan sebesar (0,01 persen). Sedangkan 2 (dua) kelompk pengeluaran lainnya mengalami penurunan indeks harga, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar (-0,33 persen); dan kelompok sandang sebesar (-0,07 persen).


“Komoditas yang mengalami kenaikan harga yang menyebabkan inflasi di kota Lubuklinggau pada Desember 2017 antara lain, cabe merah, daging ayam ras, ikan nila, beras, dan telur ayam ras. Secara umum, kenaikan harga didominasi oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditi cabai merah sebesar 25,54 persen. Sedangkan komuditas yang mengalami penurunan harga terendah adalah bawang merah, yaitu sebesar 5,39 persen,” Jelas Nanan, sapaan akrab Walikota Lubuklinggau. 

Kota Lubuklinggau komponen inti (core) pada Desember 2017 mengalami deflasi sebesar (-0,08 persen), komponen yang harganya diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi (-0,13 persen); dan komponen bergejolak (Volatile) mengalami inflasi (3,05  persen).

“Pada bulan Desember 2017 kelompok komponen yang memberikan sumbangan terhadap Inflasi/Deflasi kota Lubuklinggau adalah Komponen bergejolak, inflasi (0,7968 persen) dengan komoditas penyumbang tertinggi: cabe merah , daging ayam ras, ikan nila, beras, dan telur ayam ras. Sedangkan komponen inti, deflasi (-0,0422 persen) dengan komoditas penyumbang tertinggi: gula pasir, semen dan seng, Komponen diatur pemerintah deflasi (-0,0244 persen) dengan komoditas penyumbang tertinggi: bahan bakar rumah tangga,” paparnya.





Berita terkait:


Pelatihan Kewirausahaan Diharapkan Tingkatkan Pengetahuan Pelaku UMKM

Perkembangan Inflasi/Deflasi Juli 2017

IKM Diharapkan Mampu Bersaing Melalui Media Online

Tingkat Inflasi Kota Lubuklinggau 0,06 Persen

Operasi Beras Tekan Harga Pasar

Lubuklinggau Sudah Ada Rumah Batik dan songket

Inflasi Kota Lubuklinggau Februari 2018 Sebesar 0,88 persen

Riki Junaidi Belanja Perdana di 212 Mart Lubuklinggau

Ketua PKK Kunjungi Pelaku Usaha UP2K


Kategori Berita


Government Public Relation



Pengunjung


  • Hari Ini 528
  • Kemarin 3945
  • Minggu ini 48257
  • Bulan Ini 53080
  • Total 1684084

Polling


Berapa kali anda mengunjungi webiste ini?