HASIL pemantauan harga selama bulan Oktober 2017, pada 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia, menunjukkan bahwa 44 kota IHK mengalami inflasi, semantara 38 kota IHK terjadi deflasi. Berdasarkan data tersebut, Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual, Provinsi Maluku Tenggara sebesar 1, 05 persen, dan terendah pada Kota Cilegon, Provinsi Jawa Barat dan Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah dengan angka hanya 0,01 persen.
Sementara pada provinsi Sumatera Selatan bulan Oktober 2017 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen. Inflasi tahun kalender (komulatif) provinsi Sumatera Selatan sampai dengan oktober 2017 adalah sebesar 1,93 persen. Selanjutnya inflasi âyear on yearâ adalah sebesar 3,12 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau, Aldianda
Maisal mengungkapkan pada Oktober 2017 terjadi kenaikan indeks harga pada enam
kelompok pengeluaran.
âEnam kelompok pengeluaran yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,55 persen, kelompok makanan jadi sebesar 0,50 persen, kelompok sandang sebesar 0,16 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,11 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeksa harga sebesar -0,64 persen,â bebernya.
Dikatakannya, komoditas yang mengalami kenaikan harga yang menyebabkan inflasi di kota lUbuklinggau pada Oktober 2017 antara lain cabe merah, beras, rokok kretek filter, rokok kretek, buah apel, dan emas perhiasan.
âSementara komoditas dominan yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, bawang merah, tomat sayur, bawang putih, buah jeruk dan kol putih,â jelasnya.(Admin-RLS/BPS)