Pada bulan puasa, intensitas ibadah umat Islam cenderung mengalami peningkatan. Mereka aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan baik di mesjid, majelis taklim, sekolah, atau kampus. Aktivitas keagamaan yang dilakukan antara lain; sholat wajib berjamaah, sholat tarawih atau qiyamullail berjamaah, dzikir, berdoâa, membaca (tadarrus) Al-Qurâan, iâtikaf, pesantren kilat, atau diskusi-diskusi keagamaan.
Di era digital saat ini, pelaksanaan ibadah puasa pun tidak lepas dari pengaruh atau dampaknya. Era digital adalah era dimana akses informasi serba mudah dan cepat, plus ditunjang oleh perangkat teknologi informasi dan komunikasi canggih, orang-orang dapat meng-update informasi, berkomunikasi, dan memanfaatkan berbagai fitur aplikasi pada smartphone, tablet, atau perangkat internet yang dimilikinya.
Hampir setiap orang saat ini memiliki smartphone yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Fenomena kepemilikan tablet dan smartphone sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu, dan jumlahnya semakin bertambah. Bahkan tablet dan smartphone bukan hanya menjadi kebutuhan komunikasi saja, tetapi menjadi perangkat untuk bisnis secara online, dan menjadi bagian dari gaya hidup.
Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sudah familiar menggunakan smartphone. Saat ini setidaknya ada sekitar 7 miliar pengguna mobile di seluruh dunia. Sementara itu, jumlah pengguna layanan mobile selama ini tumbuh 7 persen tiap tahunnya. Pada kuartal pertama 2014 lalu saja penambahan pengguna mobile baru mencapai 120 juta. Dengan laju pertumbuhan seperti itu, maka tahun 2015 jumlah pengguna mobile diprediksi akan melampaui jumlah penduduk dunia yang saat ini mencapai kurang lebih 7,2 miliar. Dengan kata lain, jumlah penggunaan ponsel atau smartphone akan lebih banyak dibanding jumlah penduduk dunia itu sendiri. (kompas.com, 04/06/2014).
Berdasarkan data yang dirilis oleh analis kawakan Horace H. Dediu dalam blognya, asymco.com, tahun 2014, Indonesia termasuk lima besar negara pengguna smartphone dengan pengguna aktif sebantak 47 juta atau sekitar 14% dari seluruh pengguna ponsel di dunia (detik.com, 03/02/2014).
Orang yang berpuasa saat ini dimudahkan bahkan dimanjakan oleh berbagai aplikasi yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan ibadah puasa. Melalui tablet atau smartphone yang dimilikinya, orang yang berpuasa dapat mengunduh (download) berbagai aplikasi yang dibutuhkan baik melalui apple store bagi pengguna smartphone apple maupun play store bagi pengguna smartphone dengan sistem android.
Aplikasi-aplikasi penunjang ibadah puasa tersebut baik berkaitan dengan aktivitas ibadah, panduan perjalanan mudik, daftar menu buka puasa, sampai kepada tempat-tempat kuliner atau belanja yang bisa dituju untuk berbuka puasa atau mempersiapkan kebutuhan lebaran. Aplikasi-aplikasi tersebut antara lain: jadwal puasa, jadwal sholat atau jadwal imsyak, Al Qurâan digital, panduan belajar membaca Al-Qurâan, kumpulan hadist bukhari-muslim, kumpulan sholawat, kisah-kisah sahabat Rasul, kisah-kisah hikmah, tausyiah, berita-berita seputar ramadhan, lokasi mesjid-mesjid terdekat, aplikasi zakat, rumah makan atau restoran terdekat, pom bensin atau rest area, dan sebagainya. Stasiun TV, radio, surat kabar, dan para pembuat aplikasi pun begitu semangat untuk membuat aplikasi-aplikasi tersebut karena pasti dibutuhkan oleh masyarakat khususnya umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa.
Ketika semua penunjang ibadah puasa sudah dimudahkan, tentunya diharapkan umat Islam akan lebih khusyu dalam melaksanakan ibadah puasa. Melalui beragam aplikasi ibadah, dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah, meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dan sarana berlomba-lomba dalam kebaikan. Orang yang berpuasa bisa melakukan ibadah secara mobile karena tablet atau smartphone tersebut tentunya selalu dibawa kemana-mana.
Melalui aplikasi kuliner, orang yang berpuasa bisa memilih atau mencari menu-menu buka puasa atau sahur pavorit, dan tempat-tempat untuk berbuka puasa. Dan melalui info mudik, para pemudik dapat mengetahui sekaligus memantau jalur-jalur mudik yang bisa dilalui, jalur alternatif untuk menghindari kemacetan saat arus mudik atau balik, dan tempat beristirahat jika untuk memulihkan stamina.
Berdasarkan kepada uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa perangkat teknologi informasi dan komunikasi berperan seperti dua mata pisau. Jika digunakan secara optimal, dapat dimanfaatkan untuk menunjang kelancaran dan kekhusyuan pelaksanaan ibadah puasa, tetapi sebaliknya, jika salah menggunakannya, justru dapat menjadi pengganggu kekhusyuan ibadah puasa, misalnya hanya digunakan untuk menghabiskan waktu membuka media sosial, chatting, atau bermain game.
Sumber : www.kompasiana.com/idrisapandi